akhir-akhir ini kita sering melihat iklan Megawati di tv. apakah itu menandakan kalau Megawati akan ikut nyapres di Juli mendatang? seperti kecenderungan tokoh partai yang lain, siapa yang ikut beriklan, maka dia akan ikut nyapres. sebut saja Gita Wirjawan, Hatta Rajasa (sekarang jarang lihat sih), Prabowo, Win-HT, Surya Paloh, dan masih banyak lagi.
bukan saya benci PDIP, justru saya suka dengan sistem yang berkembang. bagi saya, dari dua belas partai politik nasional, hanya dua yang memiliki sistem yang bagus yaitu PDIP dan PKS. mengapa? karena keduanya berhasil membuat sistem pengkaderan. jadi bisa dibilang kader-kader yang ada adalah hasil binaan partai, dilahirkan dan dibesarkan oleh partai. ibu kandung dari tokoh-tokoh itu adalah partai. memang sih masih ada kutu loncat di kedua partai itu, tapi masih banyak juga yang memag kader militan. sebut saja Jokowi, Ganjar Pranowo, Kwik Kian Gie, dan lain-lain.
atas dasar pengkaderan itulah saya merasa aneh jika Megawati kembali maju nyapres. apakah tidak ada tokoh lain? tentu saja banyak. saya melihat jika itu terjadi, hanya akan menunjukkan (maaf) "keserakahan" Bu Mega. beliau sudah pernah menjabat presiden dan kini bisa dibilang sepuh, apakah tidak mau memberi kesempatan kepada juniornya? tokoh 98 seangkatannya semisal Pak Amien Rais saja sekarang sudah menurunkan kepada putranya.
lalu bagaimana dengan Jokowi, bukankah ia tokoh muda? ya memang beliau masih muda. tapi itu tadi, apakah tidak ada tokoh lain yang sesama gojlogan PDIP yang kualitasnya setara Pak Jokowi? ekspektasi atau harapan masyarakat khususnya Jakarta untuk membenahi ibukota begitu besar. jika di tengah perjalanan pemerintahannya ia meninggalkan amanah yang diberikan, sama saja PHP alias pemberi harapan palsu. justru dengan menjadi PHP, kredibilitas diri dan partai secara umum perlu dipertanyakan. lebih baik selesaikan amanah di ibukota, di pilpres berikutnya baru ikut nyapres.
sistem kaderisasi setahu saya tidak mudah. banyak yang gugur di tengah perjalanan. banyak yang tidak tahan uji dengan sistem kaderisasi sehingga memilih menjadi kutu loncat dari organisasi satu ke organisasi lain. PDIP dan PKS membuktikan bahwa mereka mampu melakukan itu. di sini saya tidak berbicara tentang korupsi tapi tentang kaderisasi. salut dengan keduanya, tapi saya saat ini cenderung suka dengan Pak Anies Baswedan dari partai demokrat (tentu alasannya lain) hehehe.
Jika PDIP itu identik dengan merah dan PKS dengan putih, maka kita perlu merah putih untuk menjadi Indonesia. lainnya? mejikuhibinu, betapa indahnya harmoni meski berbeda warna. :)