saya termasuk orang yang ketika nonton bola, khususnya yang ditayangkan di televisi, bukan hanya menikmati pertandingannya saja. tetapi adbanner atau papan reklame di tepi lapangan pun sering saya lihat. mungkin ini tanda-tanda ingin jadi pengusaha hehe. saya sering membanding-bandingkan antara satu dengan lainnya dalam hal reklame di tepi lapangan. ada satu hal yang sangat terlihat perbedaannya antara pertandingan di Indonesia dengan pertandingan di luar negeri, yaitu di Indonesia sangat terlihat miskin variasi.
berbeda ketika pertandingan diselenggarakan di luar negeri, yang bisa jadi dari sisi ekonomi atau fanatisme sepakbola setara atau sedikit di bawah Indonesia, banner iklan justru lebih ramai. sebut saja ketika timnas bertandang ke myanmar, vietnam, brunei darussalam, timor leste, dan lain sebagainya, kita akan melihat logo-logo dari brand yang tidak asing bagi kita. brand-brand yang memasang logonya justru brand internasional yang mana beberapa di antaranya malah membuka pabriknya di Indonesia.
apakah fanatisme di Indonesia ini memang tidak berpotensi meningkatkan ekonomi ya? ketika laga timnas saja yang memasang iklan hanya dari tv yang menayangkan, bisa dibayangkan bagaimana nasib dari klub. ketika perusahaan pemilik brand saja tidak tertarik dengan nama besar timnas beserta fanatisme pendukungnya, klub di tingkat yang lebih bawah juga tidak akan tercium oleh minat investor. efeknya, gaji pemain yang menunggak akan menjadi hal yang lumrah.
kita harus mulai dari mana untuk memperbaikinya? saya juga tidak tahu. saya masih sebatas penikmat saja. dan semoga suatu saat saya bukan hanya menonton bola dan iklannya saja, tetapi bisa ikut memasang logo di sana. suatu saat nanti. :)