Menjadi mentari bukan sekadar menjadi harapan. Tetapi mentari adalah suluh kehidupan semesta. Menjadi suluh adalah menjadi penerang atas perjalanan, menjadi tujuan dalam kegelapan, menjadi kehangatan dalam kedinginan, dan menjadi energi untuk tetap hidup.
Menjadi mentari bukan sekadar "pameran" yang hanya menunjukkan kalau ia bisa bersinar. Tetapi ia benar-benar memiliki energi yang benar-benar dibutuhkan oleh makhluk Tuhan.
Demikian pula menjadi Papua, ia adalah mentari yang menjadi energi atas perubahan semesta bernama Indonesia. Ia bukan hanya ditunjukkan, "Ini lho Papua yang masyarakatnya berkulit hitam dan berambut keriting, hutannya hijau, lautnya indah, ekonominya berbeda dengan Jawa, dan bla bla bla". Terlalu lama kita mendiskreditkan mereka.
Kini, kita justru bisa berharap bahwa Papua adalah sebuah jalan perubahan dan nantinya bisa menuntun Indonesia.
Papua adalah media komunikasi
Setelah perhelatan Euro 2020, kemudian Olimpiade 2020 Tokyo, sebuah tantangan Indonesia menyelenggarakan PON (Pekan Olahraga Nasional). PON pertama diselengarakan sebagai pesaing olimpiade. Kini di 2021, PON diadakan satu setengah bulan selepas Olimpiade Tokyo 2020 usai. Kini PON XX Papua 2021 juga seharusnya juga menjadi pesaing olimpiade. Persaingan bukan dalam hal gengsi olahraga tetapi tentang penyelenggaraan yang bebas covid-19.
Kita sudah telanjur babak belur dalam penanganan covid-19. Sudah terlalu banyak penyintas hingga meninggal di kalangan masyarakat maupun tenaga medis. Di sisi lain, kita masih berjibaku dengan hoax dan ketidakpercayaan masyarakat akan keberadaan covid-19. Menyadarkan masyarakat akan pentingnya prokes memang tak mudah. Ditambah dengan hadirnya varian-varian baru dari virus corona ke tanah air. Benar-benar babak belur.
Apakah kita terlambat untuk memulai dengan sesuatu yang baru? Tidak ada yang terlambat selama itu bisa dikerjakan.
Dalam dunia engineering dan pengambilan keputusan, kita mengenal pareto rule, dimana 80% masalah yang terjadi pada diri kita hanya disebabkan oleh 20%-nya saja. Dengan demikian, bisa dikatakan covid-19 hanyalah 20% dari masalah kita tetapi efeknya menghancurkan 80% dari semua aspek kehidupan. Oleh karenanya kita harus menyelesaikan urusan covid-19 tersebut agar kehidupan kita, terkhusus perekonomian, menjadi kembali normal.
Dan di dalam dunia komunikasi, kita mengenal bahwa 80% masalah disebabkan oleh komunikasi yang salah. Bagaimana kita mengkomunikasikan keberadaan covid-19 ini sejak awal pandemi hingga sekarang, bagaimana kita mengkomunikasikan tentang pentingnya vaksinasi, bagaimana kita mengkomunikasikan tentang hubungan medis dan agama, dan banyak bagaimana yang lain.
Untuk dapat menyelenggarakan PON XX Papua 2021 dengan sebaik-baiknya, maka seluruh arena harus steril dari keberadaan virus corona, committee, atlet, official, aparat keamanan, tamu undangan, dan semua supporting system termasuk cleaning service harus dipastikan benar-benar sehat dan tidak membawa masuk virus corona. Mereka pun harus dipastikan sudah tervaksinasi.
Tetapi apakah cukup mereka yang harus sehat? Tentu tidak, mereka hidup dalam kehidupan masyarakat Papua. Maka, masyarakat Papua pun harus dibersihan dari jeratan virus corona. Masyarakat Papua pun harus diprioritaskan dalam mendapatkan vaksin.
Sebuah tantangan tersendiri mengingat saat ini kondisi Papua dalam menghadapi covid-19 juga sedang berat. Untuk vaksinasi, tentu ada kemiripan dengan daerah lain di Indonesia, dimana ada pihak-pihak yang memprovokasi agar masyarakat menolak vaksin.
Tetapi, jika kita berhasil membebaskan Papua dari jeratan covid-19, kita akan mendapatkan banyak keuntungan. Kita akan mendapatkan masyarakat Papua yang sehat, sebuah keuntungan tak ternilai harganya. Kita akan bisa menyelenggarakan PON sebagaimana penyelenggaraan Euro 2020 maupun Olimpiade 2020 Tokyo, dan kita akan mendapatkan media komunikasi penanganan covid-19.
Suksesnya penanganan covid-19 di Wuhan, babak belurnya India, penyelenggaraan Euro 2020 dan Olimpiade Tokyo masih belum cukup meyakinkan masyarakat kita tentang pentingnya prokes dan vaksinasi. Mereka hanya melihat, "Itu lihat Hongaria sudah lepas masker dan stadion full house". Mereka tidak melihat prosesnya dan kurang mendapatkan perhatian karena memang "jauh" di luar negeri.
Dan ada gap yang dirasakan oleh sebagian masyakarat bahwa covid-19 hanya ada di kota. Jadi, orang-orang di pinggiran dan pedesaan merasa aman. Padahal tidak ada tempat yang benar-benar aman di Indonesia ini dari gangguan virus corona.
Yang kita butuhkan saat ini dalam penanganan pandemi covid-19 adalah komunikasi yang benar-benar profesional. Sudah lelah kita dengan komunikasi yang sangat engga banget. Sudahi komunikasi semacam "nasi kucing", "corona merk mobil", "orang kita kebal", dan sejenisnya. Kecuali memang kita tidak ingin pandemi ini selesai.
Kita perlu pilot project penanganan covid yang Indonesia banget dan menyampaikan kepada seluruh masyarakat Indonesia bahwa, "Ini lho ada bagian dari bangsa kita yang sudah bebas covid-19". Dan itu adalah Papua. Tentu itu adalah energi bagi Bangsa Indonesia.
Papua, mentari dan energi dari timur
Setelah sembilan belas kali gelaran PON, belum pernah sekali pun Papua menjadi tuan rumah. Kini di PON XX, Papua bisa berbangga bahwa Papua bisa menjadi tuan rumah. Infrastruktur yang sudah dibangun menjadi sebuah kebanggan tersendiri. Pada 2-15 Oktober 2021 nanti, masyarakat Indonesia dan dunia bisa melihat "Ini lho PON XX Papua 2021"
PON Papua bukan hanya menunjukkan bahwa PON bisa diselenggarakan di Papua. PON Papua bukan hanya menunjukkan "Ini lho Papua, tidak seperti yang kalian pikirkan". Lebih dari itu, PON XX Papua 2021 adalah sebuah misi kemanusiaan, menunjukkan kepada dunia khususnya kepada masyarakat Indonesia bahwa Papua bisa menyelenggarakan PON dalam keadaan sehat baik atlet, official, maupun masyarakatnya. Kalau Papua saja bisa, mengapa Jawa tidak?
PON XX Papua 2021 bukan lagi hanya misi olahraga tetapi juga misi kesehatan nasional. Biarlah misi olahraga ditampilkan oleh para atlet, official, dan stakeholder sistem pendukungnya. Biarkan para atlet menunjukkan dan bertarung agar bisa meraih medali emas, perak, dan perunggu. Biarkan mereka juga memecahkan rekor nasional. Misi kesehatan nasional adalah misi kita bersama. Tanpa ada jaminan kesehatan, apakah para atlet bisa tenang bertanding.
Papua selama ini, di balik "keterbelakangannya" dikenal dengan bentang alamnya yang indah. Puncak Jaya dan Raja Ampat masih menjadi primadona pariwisata. Ketika nanti Papua berhasil menyelenggarakan dan menunjukkan kemegahan Pekan Olahraga Nasional, Papua pun akan semakin dikenal dengan olahraganya. Jika misi pembebasan Papua dari covid-19 berhasil, akan menjadi sebuah sejarah besar bagi negeri ini.
Harapan besar jika Papua bisa berhasil membebaskan diri dari covid-19 dan menyelenggarakan PON dengan lancar. Energi dan kepercayaan diri Bangsa Indonesia di bagian lain pun akan terangkat agar bisa ikut terbebas dari pandemi. Misi Papua untuk sukses penyelenggaraan dan sukses prestasi, juga harus dibarengi sukses sehat. Semoga Papua bisa.